Jumat, 16 November 2012

Perayaan Hari Kurban di Mitra Dago

Perayaan Hari Raya Idul Adha 1433 H atau yang lebih dikenal dengan Hari Raya Kurban dirayakan cukup meriah oleh warga Mitra Dago Parahyangan Bandung. Untuk memfasilitasi warga dalam merayakan Hari Raya Kurban tersebut, maka Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baiturrahman membentuk kepanitiaan dan menunjuk Bpk. H. Abdul Fatah sebagai Ketua Panitia dan Ustad Asep Saefullah sebagai Sekretaris / Bendahara dan dibantu oleh Seksi-seksi yang lain.

Kesibukan Panitia dimulai sejak penunjukan seksi-seksi dan penentuan lokasi pemotongan hewan kurban. Khusus lokasi pemotongan hewan kurban, yang biasanya meminjam tempat di kediaman salah satu warga yaitu H. Eko, maka untuk tahun 1433 H ini diputuskan pindah ke Taman Mitra Dago Parahyangan Bandung. Di lokasi baru, Panitia tentu harus menyiapkan infrastruktur tambahan yang berarti harus menambah anggaran. 
Sesuai dengan harga pasar, pada tahun 1433 H ini Panitia menetapkan harga Sapi untuk kurban sebesar Rp. 10.150.000,- sehingga  bagian 1/7 adalah Rp. 1.450.000,-. Sedangkan harga Kambing adalah sebesar Rp. 1.500.000,- per ekor. Dan untuk biaya pengelolaan hewan kurban, maka ada tambahan biaya sebesar Rp. 50.000,- per orang. Panitia berhasil mengumpulkan hewan kurban dari warga sebanyak 30 ekor, terdiri dari 8 ekor sapi dan 22 ekor kambing.

Salat Ied dilaksanakan di Lapangan Tennis pada hari Jumat 10 Dzulhijjah 1433 mulai pukul 06.15 WIB. Bertindak selaku Khatib adalah Ustadz Wawan dan Imam Shalat Ied adalah Ustadz Asep Saefullah. Dan dari kencleng yang diedarkan, berhasilkan dikumpulkan infaq dari jamaah salah Ied Adha sebanyak Rp. 4.130.000,-
 
Pemotongan hewan kurban dilaksanakan pada H+1 yaitu hari Sabtu, 11 Dzulhijjah 1433H di Taman MDP. Pemilihan H+1 dengan pertimbangan karena hari H bertepatan dengan hari Jumat yang tentu akan mempengaruhi kuantitas waktu di hari Jumat. Distribusi hewan kurban dilakukan seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebagian diberikan kepada yayasan / masjid / kelompok  berdasarkan proposal yang diterima diberikan dalam bentuk belum dicincang, dan sebagian dicincang untuk diberikan kepada warga sekitar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda